Saturday, August 28, 2010

Ini Tutut... dan bukan KEONG RACUN ^^


Denger nama "Keong" pasti deh disambungin sama "Racun" inilah akibat demam video keong racun yang sempet heboh di mana-mana (.Baca Jojo dan Shinta). Tapi kali ini TK mau cerita bukan tentang keong racun, tapi sodaranya si keong sawah yang sering dikenal dengan nama "TUTUT"

Apa sih tutut itu?! kok namanya aneh sih?! pasti orang2 yang belum kenal salah satu camilan ini beranggapan kaya gitu... jadi gini... tutut ini adalah makanan primitif yang banyak muncul di kala bulan suci ramadhan... alias di bulan puasa.. gak ngerti kenapanya... tapi setiap bulan puasa yang TK cari pasti makanan ini.. bisa dibilang TK makan nih makhluk cuman 1 tahun sekali... cuz klo di hari2 lain sih gak ada yang special sama makanan ini ^^

Tutut, keong sawah, atau Bellamya javanica van den Bush paling banyak ditemukan di sawah, di mana air sawah meski berlumpur tapi juga relatif bening. Habitat lainnya di tempat yang juga mirip sawah, yang airnya cukup bening, berlumpur dan airnya tak berarus/bergerak. Siang hari tutut ini bersembunyi ke dasar lumpur sehingga sulit dicari dan dikumpulkan. Malam hari ia menyebar menempel-nempel di batang padi atau tumbuhan lainnya. Pedagang tutut di pasar tradisional biasanya mengumpulkan keong sawah tersebut pagi hari, saat tutut masih berada di permukaan air dan menempel-nempel di batang padi. Beberapa orang siswa SMP 1 Laren, di Lamongan, menemukan metoda pengumpulan tutut yang lebih efektif, yaitu dengan daun pepaya. Tutut ternyata menyukai daun pepaya, sehingga daun pepaya yang diletakkan di malam hari, esok paginya dipenuhi dengan gerombolan tutut. Percobaan mereka juga menggunakan daun pisang dan daun pepaya.

Tutut mengandung zat gizi makronutrien berupa protein dalam kadar yang cukup tinggi pada tubuhnya. Berat daging satu ekor tutut dewasa dapat mencapai 4-5 gram. Selain makronutrien, tubuh tutut juga mengandung mikronutrien berupa mineral, terutama kalsium yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Dengan pengelolaan yang tepat, tutut dapat dijadikan sumber protein hewani yang bermutu dengan harga yang jauh lebih murah daripada daging sapi, kambing atau ayam.

(by. Yulian Firdaus - http://yulian.firdaus.or.id/2007/02/08/tutut/)

Nah... udah lumayan kenal kan sama nih makanan... hehehehe.. Nah hari ini tepatnya tadi siang sepulang dari BEC, TK ma Nando ngeliat ada yang jualan nih makanan di pinggir jalan pake gerobak.. awalnya TK cuma nyeletuk "Ih ada Tutut!!!"... trus si Nando langsung berenti, "beli gih... hahahaha". Karena motor sudah berenti, jadi TK beli deh sekantong tutut mateng... harganya Rp 3.500,-

Dan sesampainya di kos.. tututnya langsung di tuang deh ke piring

dan langsung di santap dengan menggunakan tusuk gigi... sebenernya ada cara lain yang lebih nikmat menikmati keong2 kecil ini.. dengan cara di hisap langsung dari cangkangnya.. klo dulu sih TK makannya begitu... jaman TK kecil tutut2 nya gak sebesar sekarang... sekarang entah kenapa tutut2 nya ukurannta sedikit horor... kayanya mereka bermutasi deh... hehehhee... so rada serem klo langsung di kenyot... iuuuw....


daging yang di makan.... biasanya TK gak makan bagian buntutnya... cuz disana sering banyak anak2 tutut yang kecil2... dan ada ee nya juga.. iiiuuuuwww...

Tutut yang TK beli hari ini baunya aduhai.... wangi jamban atau wangi solokan.... tapi tetap saja habis dimakan... dan efeknya sehabis melahap sepiring tutut ini TK langsung mabok dan tak sadarkan diri... gak tau deh karena makan tutut or emang ngantuk aja... hahahahaha...

kesimpulannya... nih makanan harus di coba!!! klo yang pinter masaknya... pasti gak bakal nimbulin bau jamban or selokan... dan rasa tutut yang pernah TK rasain tuh yang di deket rumah TK jual di kawasan Bogor... rasanya gurih, asin, dan pedas... mantap!!! setiap abis ngenyotin tutut bibir semakin sexy alias bengkak.. hahahahaha... mumpung masih ada sisa beberapa hari di bulan puasa... buat para pembaca setia.. AYO COBAIN!!! ^^

Artikel lainnya:

Sawah sebagai salah satu tipe lahan basah buatan tidak hanya berperan penting dalam menyediakan jenis-jenis tanaman menyehatkan, namun juga merupakan tempat hidup berbagai binatang air, mulai dari Protozoa (binatang bersel tunggal) sampai vertebrata (binatang bertulang belakang) seperti ikan dan katak. Moluska (keong-keongan dan kerang serta kerabatnya) termasuk juga binatang yang memanfaatkan sawah sebagai tempat hidupnya. Moluska yang hidup di perairan tawar dapat dijabarkan ke dalam kelas Gastropoda yang kita kenal dengan nama keong (bercangkang tunggal) dan kelas Pelecypoda/Bivalvia atau kerang (cangkangnya berkeping dua). Dari catatan pustaka, moluska air tawar yang pernah ditemukan hidup di perairan sawah, ada sebanyak 32 jenis (27 jenis Gastropoda dan 5 jenis Pelecypoda/Bivalvia). Moluska bercangkang tunggal, terdiri dari dua kelompok, yaitu Operculata yang dilengkapi operkulum (penutup cangkang) dan Pulmonata, yang tanpa operkulum.

Tutut (marga Bellamya) termasuk dalam kelompok Operculata yang hidup di perairan dangkal yang berdasar lumpur serta ditumbuhi rerumputan air, dengan aliran air yang lamban, misalnya sawah, rawarawa, pinggir danau dan pinggir sungai kecil. Binatang ini lebih menyukai perairan yang airnya jernih dan bersih. Ada dua jenis dari marga Bellamya yang hidup di sawah, yaitu Tutut jawa (Bellamya javanica) dengan sebaran di Thailand, Kamboja, Malaysia, Indonesia (kecuali Irian Jaya) dan Filipina, dan Tutut sumatera (Bellamya sumatrensis) yang sebarannya mencakup Thailand, Kamboja, Malaysia, Indonesia (Sumatera dan Jawa).

Keong suku Viviparidae ini bisa memiliki tinggi cangkang sampai 40 mm dengan diameter 15-25mm; bentuknya seperti kerucut membulat dengan warna hijau-kecoklatan atau kuning kehijauan. Puncak cangkang agak runcing; tepi-cangkang menyiku tumpul pada yang muda; jumlah seluk 6-7, agak cembung, seluk akhir besar. Mulut membundar, tepinya bersambung, tidak melebar, umumnya hitam. Operkulum agak bundar telur, tipis, agak cekung, coklat kehitaman.

No comments:

Post a Comment

Thanks yah TKers udah mau baca tulisan TK yang gak seberapa ini.. kalau TKers suka sama tulisan TK, kiranya rela meninggalkan sedikit komen di sini.. komen kalian lah yang membuat TK semangat untuk terus ngeblog...